Jenisinsektisida yang biasa digunakan menggunakan bahan aktif Deltametrin. Contoh produknya adalah Decis 25 EC dengan dosis anjuran 200-300 ml/Ha. d. Penerapan Sistem Pengendalian Hama Terpadu Pengendalian hama terpadu merupakan perpaduan atau kombinasi pengendalian hama secara terpadu (biologi) dan pengendalian secara kimia.
Pestisida adalah zat kimia maupun bahan jasad renik maupun virus yang digunakan untuk mencegah hama penyakit yang berpotensi merusak tanaman dan mengganggu hasil pertanian. Tidak hanya hama saja, pestisida pun mampu memberantas tanaman pengganggu atau gulma. Selain itu, pestisida memiliki fungsi untuk mengatur maupun merangsang tumbuhnya tanaman. Pestisida juga bisa mencegah hama-hama air selain hama darat dan binatang pengganggu seperti ular. Termasuk memberantas binatang yang menyebabkan penyakit pada manusia. Dengan mengenali jenis-jenis dan karakter pestisida, akan memudahkan petani dalam mencapai efektivitas, efisiensi pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengertian Pestisida Istilah pestisida berasal dari bahasa Inggris, yaitu pesticide. Secara harfiah kata “pest” artinya hama atau pengganggu yang sebenarnya hanya merujuk pada organisme hewan serangga maupun mamalia. Sedangkan kata “cide” berarti basmi atau bunuh. Jadi secara sempit pestisida berarti “pembasmi hama”. Untuk lebih menyederhanakan, istilah pestisida lebih diperluas tidak hanya pembasmi hama saja tetapi sebagai juga mencakup organisme pengganggu baik pada tanaman, hewan, maupun pada bangunan. Organisme pengganggu yang dimaksud tidak hanya hewan dan serangga tetapi juga untuk mikroorganisme dari golongan fungi / cendawan maupun bakteri. Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24/Permentan/ yang dimaksud dengan Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian; Memberantas rerumputan; Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk; Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak; Memberantas atau mencegah hama-hama air; Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan; dan/atau Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air. Organisme pengganggu tanaman Golongan insekta atau serangga, mencakup ulat, larva, serangga pengisap, tungau atau akarina, penggerek. Golongan mikroorganisme, meliputi bakteri, aktinomiset atau kapang dan keluarga fungi lainnya. Golongan virus, yang sebenarnya masih kontroversial karena sebagian ilmuwan mendefinisikan virus bukanlah organisme hidup melainkan molekul protein yang pasif dan akan menjadi aktif jika mendapatkan inangnya. Golongan moluska atau hewan lunak tidak bertulang belakang seperti siput, keong. Golongan mamalia seperti tikus rhodent, babi hutan. Golongan unggas atau avis seperti burung pemakan biji-bijian. Golongan nematode yang merupakan keluarga cacing. Gulma terdiri dari tumbuhan liar yang bersaing dengan tanaman budidaya dalam perebutan nutrisi, terdiri dari rumput, alang-alang. Jenis-Jenis Pestisida Berdasar Organisme Sasarannya Insektisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan atau membunuh hama dari golongan serangga secara umum. Pestisida satu ini memang terkenal di kalangan petani. Fungsi utama dari Insektisida adalah untuk membunuh sekaligus mencegah munculnya hama serangga di lahan pertanian yang bisa mengganggu kualitas tanaman. Fungisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur atau fungi. Selain bakteri, jamur memang menjadi ancaman pula yang bisa mempengaruhi kualitas tanaman hasil panen. Dalam kondisi seperti ini jenis pestisida yang dapat digunakan oleh para petani adalah Fungisida yang memiliki fungsi membunuh dan mencegah timbulnya jamur maupun cendawan. Bakterisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi perkembangan bakteri penganggu. Ancaman dari bakteri bagi tanaman pertanian memang cukup meresahkan bagi petani selain ancaman dari gulma maupun hama dari hewan. Maka dari itulah untuk membunuh dan memberantas bakteri ini Anda bisa menggunakan jenis pestisida Bakterisida. Herbisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma. Dengan menggunakan herbisida secara rutin dalam waktu tertentu, tanaman di lahan pertanian Anda menjadi semakin produktif dan tanpa khawatir terganggu kembali. Molluskisida Adalah racun untuk mengendalikan atau membunuh hama golongan siput. Dalam basaha Yunani molluscus berarti hewan yang berselubung tipis atau lembek. Dengan kata lain, bila dalam dunia pertanian, yang dimaksud dengan moluska ini adalah siput. Jadi, Molluskisida bertujuan untuk membunuh dan mencegah populasi siput di lahan pertanian. Nematisida Adalah racun untuk mengendalikan nematoda atau cacing parasit dalam tanah. Nematoda dalam dunia pertanian juga tidak kalah meresahkan sebagai hama. Nematoda tersebut dapat dicegah dan diatasi dengan jenis pestisida Nematoda. Sedangkan untuk Ovisida memiliki fungsi untuk merusak telur dari hama penyakit. Contohnya saja adalah telur dari siput dan keong yang biasanya ada di areal persawahan. Algasida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan alga. Seperti namanya, alga di sini berarti ganggang laut. Sementara Alagasida memiliki fungsi untuk membunuh dan mencegah tanaman pengganggu seperti alge pada tumbuhan petani. Mossida Adalah bahan untuk membasmi atau membatasi pertumbuhan lumut yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman anda. Rodentisida Adalah racun yang digunakan untuk mengendalikan binatang pengerat sebagai hama seperti tikus dan pengerat lainnya yang mengganggu. Activator yaitu senyawa kimia untuk mengaktifkan sistem kekebalan pada tanaman, dan sebenarnya tidak termasuk dalam golongan pestisida, tetapi lebih ditujukan untuk meningkatkan ketahanan alamiah tanaman terhadap dampak serangan hama dan penyakit. Selain di atas ada beberapa penggolongan yang lebih spesifik pada target / sasaran. Seperti akarisida, aphisida, termisida, larvasida, ovisida yang sebenarnya tergolong insektisida juga dan adakalanya mengandung bahan aktif yang sama pada insektisida namun dalam regulasinya dan dosis pemakaiannya ditujukan untuk pemakaian pada jenis atau stadia serangga sasaran yang spesifik. Akarisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus dari jenis tungau akarina atau mite. Disebut juga mitisida. Aphisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis aphid. Termisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis rayap. Larvasida Bahan untuk mengendalikan serangga hama pada stadia larva. Ovisida Bahan untuk mengendalikan serangga pada stadia telur Supaya aplikasi pestisida pada pertanian efektif, aman dan efisien pengguna harus mengetahui jenis, klasifikasi dan karakteristik pestisida yang dipakai. Tanpa memahami faktor-faktor tersebut maka ada beberapa dampak negatif berkaitan dengan hasil aplikasi pestisida OPT tidak mempan karena bahan aktif yang digunakan tidak sesuai. Timbulnya kekebalan akibat penggunaan satu jenis bahan aktif secara terus menerus. Punahnya musuh alami hama yang justru menguntungkan bagi petani. Rusaknya lingkungan dan keracunan bagi pengguna maupun hewan ternak. Gangguan pertumbuhan tanaman akibat penggunaan dosis yang berlebihan. Degradasi pestisida karena pencampuran lebih dari satu bahan aktif sehingga menimbulkan reaksi kimiaw yang mengubah struktur molekulnya. Efek residual pada rantai makanan. Pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Dampak lain akibat penggunaan pestisida secara kurang tepat adalah munculnya resurjensi hama yaitu peningkatan populasi hama serangga secara besar-besaran setelah penurunan populasi akibat penggunaan pestisida spektrum luas secara massal. Selain itu ada fenomena mutasi hama yang dikaitkan dengan munculnya strain-strain hama baru karena hama yang lama mengalami mutasi genetic sebagai proses evolusi adaptik dalam merespon tekanan eksternal yaitu aplikasi pestisida oleh petani. Strain-strain baru ini selama beberapa waktu lebih resisten dan mampu menyesuaikan diri terhadap tekanan dan lebih resisten terhadap bahan-bahan kimia sebelum ditemukannya bahan aktif atau metode baru yang lebih spesifik. Organik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya terdapat gugus karbon C. Mayoritas pestisida yang beredar saat ini dari jenis organik seperti golongan organoklorin yang sebagian sudah dilarang atau dibatasi, organosulfur, organofosfat. Sebagian jenis organik merupakan analog atau tiruan dari senyawa beracun yang terdapat pada tanaman atau dari mikroorganisme. Sejauh ini banyak yang menganggap pestisida organik adalah yang berasal dari tumbuhan atau natural seperti ekstrak tanaman. Pestisida yang berasal dari tumbuhan atau isolat racun mikroorganisme bisa saja digolongkan organik karena memiliki gugus karbon dalam susunan kimianya. Akan tetapi pestisida organik tidak semuanya berasal dari tumbuhan atau mikroorganisme. Anorganik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya tidak terdapat gugus karbon. Pestisida generasi terdahulu banyak yang jenis anorganik dan saat ini pemakaiannya dibatasi bahkan dilarang oleh komisi pestisida karena daya racunnya yang sangat kuat dan sulit terurai. Contoh yang populer adalah aldrin, senyawa-senyawa arsenik, sianida potassium sianida / potas, merkuri. Sedangkan yang masih boleh dipergunakan hingga sekarang seperti beberapa fungisida tembaga tembaga oksida, tembaga hidroksida, tembaga oksi sulfat, sulfur, asam fosfida, borate insektisida, zinc fosfida rodentisida dan ammonium sulfamat herbisida. Alami Natural Adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam. Ada yang menyebut jenis ini dengan istilah pestisida organik karena memang ada bahan-bahan yang berasal dari organisme mahluk hidup. Jenis-jenisnya antara lain a. Botanical, yang bahan aktifnya berasal dari tanaman misalnya piretrin dari crysanthemum pirethrum, azadirachtin dan nimbidin dari mimba, rotenon dari ektrak tuba, dan nikotin dari ekstrak tembakau, ryanodin dari ryania speciosa. Ada lagi limbah penggilingan jagung yang disebut gluten sebagai herbisida. Beberapa keunggulan pestisida botanik diantaranya lebih aman bagi pemakai, tidak mempunyai efek residu panjang, ramah lingkungan, fitotoksisitas & batas lethal effect rendah sehingga aman bagi tanaman, berspektrum luas. Sedangkan kelemahannya antara lain dosis aplikasi relatif tinggi, knock down effect-nya rendah sehingga hama sasaran tidak langsung mati, tidak dapat disimpan dalam waktu lama setelah kemasan dibuka, sumber bahan bakunya terbatas, kurang spesifik untuk OPT tertentu. b. Isolat mikrobial, yang bahan aktifnya berasal dari metabolit sekunder / sekresi mikroorganisme bakteri, jamur, virus yang bersifat racun, contohnya delta endotoksin dari sekresi bakteri Bacillus Thurigensis, streptomisin bakterisida dan antibiotik dari streptomyces griseus. Beberapa tahun terakhir ada abamectin, emamectin, ivermectin avermektin dari kapang Streptomyces avermitilis, spinosad spinosin dari bakteri Saccharopolyspora spinosa dan azoksistrobin stribilurin dari fungi Strobilurus tenacellus. Keunggulan isolat mikrobial diantaranya bersifat antibiotic sehingga daya bunuhnya lebih kuat, mudah dimetabolismekan oleh sel-sel tanaman jika sistemik, dapat mengatasi OPT yang telah resisten terhadap pestisida lain. Sedangkan kelemahannya OPT sasaran lebih mudah dan cepat resisten, harganya relatif lebih mahal. c. Pestisida biologis, yang merupakan mikroorganisme hidup diantaranya bakteri, fungi, virus yang dapat menginfeksi organisme pengganggu tanaman secara langsung mapupun dengan mengeluarkan zat-zat toksik yang dapat membunuh atau menekan perkembangan organisme pengganggu tanaman. Berbeda dengan isolat microbial yang dibiakkan di pabrik untuk dipanen senyawa-senyawa racunnya, biopestisida ini diinokulasi dan dibiarkan berkembang biak di lahan untuk hidup secara alami dan menghasilkan senyawa-senyawa racun untuk membunuh organisme pengganggu, atau hidup dengan menginfeksi organisme pengganggu tanaman sebagai inangnya hingga inang tersebut mati. Contohnya dari golongan cendawan diantaranya gliocladium yang menghasilkan senyawa gliovirin untuk membasmi fungi patogen, trichoderma spp yang menghasilkan enzim menghasilkan 1,3-β- glukanase yang mendegradasi dinding sel miselium fungi patogen, metharizium anisoplae yang menjangkiti serangga sebagai inang hingga akhirnya mati. Dari golongan bakteri misalnya Bacillus thuringiensis yang dapat mengontrol ulat plutella dan helicoverpa, Corynebacterium untuk mengontrol xanthomonas dan Pyricularia Oryzae pada tanaman padi. Sedangkan yang berupa virus yaitu SpL-NPV Spodoptera Litura – Nuclear Polyhedrosis Viruses untuk mengendalikan ulat spodoptera litura. Keunggulan dari pestisida biologis diantaranya dampaknya bisa meluas karena subyek yang sudah beradaptasi dengan lingkungannya dapat terus berkembang biak dan menular, ramah lingkungan, tidak meninggalkan residu pada rantai makanan. Sedangkan kelemahannya antara lain perlu waktu untuk berinkubasi dan sebelum berkembang biak sebelum bekerja aktif, karena merupakan organisme hidup pestisida biologis tidak dapat diaplikasikan bersama dengan pestisida kimiawi lain, jika ekosistemnya tidak mendukung maka perkembangbiakannya bisa terhambat. Sintetik / Analog Merupakan hasil rekayasa kimia yang dibuat di pabrik. Kebanyakan meniru struktur kimia senyawa yang terdapat pada pestisida alami botanical misalnya syntethic pirethroid golongan piretroid yang meniru susunan senyawa kimia piretrin pada chrysanthemum piretrum, nicotinoid yang merupakan analog dari senyawa nikotin pada tembakau, ryanoid yang merupakan analog dari senyawa ryanodin pada tanaman ryania speciosa. Pestisida sintetik punya keunggulan diantaranya daya racunnya lebih tinggi, sasarannya lebih spesifik, dosis penggunaan relatif lebih rendah, mudah didapat di pasaran, dan lebih tahan lama disimpan. Adapun kelemahannya antara lain terurai lebih lama sehingga menimbulkan residu pada hasil panen, aplikasi yang terlalu intensif akan menimbulkan resistensi hama sasaran dan merusak lingkungan, mematikan predator alami musuh alami hama, variasinya lebih banyak sehingga perlu pengetahuan untuk memilih. Kesimpulan Di atas adalah beberapa jenis pestisida yang perlu Anda ketahui. Jadi, dengan Anda mengetahui jenis pestisida tersebut menjadi lebih memahami apa pestisida yang tepat untuk mencegah penyakit dan pengganggu tanaman pertanian Anda. Agar suatu pekerjaan memberikan hasil optimal, mau tak mau kita harus mencintai pekerjaan kita. Referensi Artikel Bumikita, Corteva ID
JenisPestisida dan Bahan Aktifnya Penting Bagi Petani. Kunci Sukses Pemakaian Pestisida Di Budidaya Tanaman. Favorit Pembaca: Pengairan Jaga Kebutuhan Air Budidaya Tanaman
Dengan mengenali jenis-jenis dan katakter pestisida, akan memudahkan petani dalam mencapai efektivitas, efisiensi pengendalian hama dan penyakit tanaman. Istilah pestisida berasal dari bahasa Inggris, yaitu pesticide. Secara harfiah kata “pest” artinya hama atau pengganggu yang sebenarnya hanya merujuk pada organisme hewan serangga maupun mamalia. Sedangkan kata “cide” berarti basmi atau bunuh. Jadi secara sempit pestisida berarti “pembasmi hama”. Untuk lebih menyederhanakan, istilah pestisida lebih diperluas tidak hanya pembasmi hama saja tetapi sebagai juga mencakup organisme pengganggu baik pada tanaman, hewan, maupun pada bangunan. Organisme pengganggu yang dimaksud tidak hanya hewan dan serangga tetapi juga untuk mikroorganisme dari golongan fungi / cendawan maupun bakteri. Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24/Permentan/ yang dimaksud dengan Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian; memberantas rerumputan; mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk; memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak; memberantas atau mencegah hama-hama air; memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan; dan/atau memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air. Organisme pengganggu tanaman Golongan insekta atau serangga, mencakup ulat, larva, serangga pengisap, tungau atau akarina, penggerek. Golongan mikroorganisme, meliputi bakteri, aktinomiset atau kapang dan keluarga fungi lainnya. Golongan virus, yang sebenarnya masih kontroversial karena sebagian ilmuwan mendefinisikan virus bukanlah organisme hidup melainkan molekul protein yang pasif dan akan menjadi aktif jika mendapatkan inangnya. Golongan moluska atau hewan lunak tidak bertulang belakang seperti siput, keong. Golongan mamalia seperti tikus rhodent, babi hutan. Golongan unggas atau avis seperti burung pemakan biji-bijian. Golongan nematode yang merupakan keluarga cacing. Gulma terdiri dari tumbuhan liar yang bersaing dengan tanaman budidaya dalam perebutan nutrisi, terdiri dari rumput, alang-alang. JENIS PESTISIDA BERDASAR ORGANISME SASARAN Insektisida bahan untuk mengendalikan atau membunuh hama dari golongan serangga secara umum. Fungisida bahan untuk mengendalikan, membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur atau fungi. Bakterisida bahan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi perkembangan Herbisida bahan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma Moluskisida racun untuk mengendalikan atau membunuh hama golongan siput Nematisida racun untuk mengendalikan nematoda atau cacing parasit dalam tanah. Algasida bahan untuk mengendalikan alga. Mossida bahan untuk membasmi atau membatasi pertumbuhan lumut. Rodentisida racun untuk mengendalikan tikus dan binatang pengerat lain. Activator yaitu senyawa kimia untuk mengaktifkan sistem kekebalan pada tanaman, dan sebenarnya tidak termasuk dalam golongan pestisida, tetapi lebih ditujukan untuk meningkatkan ketahanan alamiah tanaman terhadap dampak serangan hama dan penyakit. Selain di atas ada beberapa penggolongan yang lebih spesifik pada target / sasaran. Seperti akarisida, aphisida, termisida, larvasida, ovisida yang sebenarnya tergolong insektisida juga dan adakalanya mengandung bahan aktif yang sama pada insektisida namun dalam regulasinya dan dosis pemakaiannya ditujukan untuk pemakaian pada jenis atau stadia serangga sasaran yang spesifik. Akarisida bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus dari jenis tungau akarina atau mite. Disebut juga mitisida. Aphisida bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis aphid. Termisida bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis rayap. Larvasida bahan untuk mengendalikan serangga hama pada stadia larva. Ovisida bahan untuk mengendalikan serangga pada stadia telur Agar aplikasi pestisida pada pertanian efektif, aman dan efisien pengguna harus mengetahui jenis, klasifikasi dan karakteristik pestisida yang dipakai. Tanpa memahami faktor-faktor tersebut maka ada beberapa dampak negatif berkaitan dengan hasil aplikasi pestisida OPT tidak mempan karena bahan aktif yang digunakan tidak sesuai. Timbulnya kekebalan akibat penggunaan satu jenis bahan aktif secara terus menerus. Punahnya musuh alami hama yang justeru menguntungkan bagi petani. Rusaknya lingkungan dan keracunan bagi pengguna maupun hewan ternak. Gangguan pertumbuhan tanaman akibat penggunaan dosis yang berlebihan. Degradasi pestisida karena pencampuran lebih dari satu bahan aktif sehingga menimbulkan reaksi kimiaw yang mengubah struktur molekulnya. Efek residual pada rantai makanan. Pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Dampak lain akibat penggunaan pestisida secara kurang tepat adalah munculnya resurjensi hama yaitu peningkatan populasi hama serangga secara besar-besaran setelah penurunan populasi akibat penggunaan pestisida spektrum luas secara massal. Selain itu ada fenomena mutasi hama yang dikaitkan dengan munculnya strain-strain hama baru karena hama yang lama mengalami mutasi genetic sebagai proses evolusi adaptik dalam merespon tekanan eksternal yaitu aplikasi pestisida oleh petani. Strain-strain baru ini selama beberapa waktu lebih resisten dan mampu menyesuaikan diri terhadap tekanan dan lebih resisten terhadap bahan-bahan kimia sebelum ditemukannya bahan aktif atau metode baru yang lebih spesifik. PESTISIDA MENURUT PENYUSUN BAHAN AKTIFNYA 1. Pestisida organik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya terdapat gugus karbon C . Mayoritas pestisida yang beredar saat ini dari jenis organik seperti golongan organoklorin yang sebagian sudah dilarang atau dibatasi, organosulfur, organofosfat. Sebagian jenis organik merupakan analog atau tiruan dari senyawa beracun yang terdapat pada tanaman atau dari mikroorganisme. Sejauh ini banyak yang menganggap pestisida organik adalah yang berasal dari tumbuhan atau natural seperti ekstrak tanaman. Pestisida yang berasal dari tumbuhan atau isolat racun mikroorganisme bisa saja digolongkan organik karena memiliki gugus karbon dalam susunan kimianya. Akan tetapi pestisida organik tidak semuanya berasal dari tumbuhan atau mikroorganisme. 2. Pestisida anorganik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya tidak terdapat gugus karbon. Pestisida generasi terdahulu banyak yang jenis anorganik dan saat ini pemakaiannya dibatasi bahkan dilarang oleh komisi pestisida karena daya racunnya yang sangat kuat dan sulit terurai. Contoh yang populer adalah aldrin, senyawa-senyawa arsenik, sianida potassium sianida / potas, merkuri. Sedangkan yang masih boleh dipergunakan hingga sekarang seperti beberapa fungisida tembaga tembaga oksida, tembaga hidroksida, tembaga oksi sulfat, sulfur, asam fosfida, borate insektisida, zinc fosfida rodentisida dan ammonium sulfamat herbisida. PESTISIDA MENURUT ASAL DAN PROSES BAHAN AKTIF 1. Pestisida alami natural Adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam. Ada yang menyebut jenis ini dengan istilah pestisida organik karena memang ada bahan-bahan yang berasal dari organisme mahluk hidup. Jenis-jenisnya antara lain a. Botanical, yang bahan aktifnya berasal dari tanaman misalnya piretrin dari crysanthemum pirethrum, azadirachtin dan nimbidin dari mimba, rotenon dari ektrak tuba, dan nikotin dari ekstrak tembakau, ryanodin dari ryania speciosa. Ada lagi limbah penggilingan jagung yang disebut gluten sebagai herbisida. Beberapa keunggulan pestisida botanik diantaranya lebih aman bagi pemakai, tidak mempunyai efek residu panjang, ramah lingkungan, fitotoksisitas & batas lethal effect rendah sehingga aman bagi tanaman, berspektrum luas. Sedangkan kelemahannya antara lain dosis aplikasi relatif tinggi, knock down effect-nya rendah sehingga hama sasaran tidak langsung mati, tidak dapat disimpan dalam waktu lama setelah kemasan dibuka, sumber bahan bakunya terbatas, kurang spesifik untuk OPT tertentu. b. Isolat mikrobial, yang bahan aktifnya berasal dari metabolit sekunder / sekresi mikroorganisme bakteri, jamur, virus yang bersifat racun, contohnya delta endotoksin dari sekresi bakteri Bacillus Thurigensis, streptomisin bakterisida dan antibiotik dari streptomyces griseus. Beberapa tahun terakhir ada abamectin, emamectin, ivermectin avermektin dari kapang Streptomyces avermitilis, spinosad spinosin dari bakteri Saccharopolyspora spinosa dan azoksistrobin stribilurin dari fungi Strobilurus tenacellus. Keunggulan isolat mikrobial diantaranya bersifat antibiotic sehingga daya bunuhnya lebih kuat, mudah dimetabolismekan oleh sel-sel tanaman jika sistemik, dapat mengatasi OPT yang telah resisten terhadap pestisida lain. Sedangkan kelemahannya OPT sasaran lebih mudah dan cepat resisten, harganya relatif lebih mahal. c. Pestisida biologis, yang merupakan mikroorganisme hidup diantaranya bakteri, fungi, virus yang dapat menginfeksi organisme pengganggu tanaman secara langsung mapupun dengan mengeluarkan zat-zat toksik yang dapat membunuh atau menekan perkembangan organisme pengganggu tanaman. Berbeda dengan isolat microbial yang dibiakkan di pabrik untuk dipanen senyawa-senyawa racunnya, biopestisida ini diinokulasi dan dibiarkan berkembang biak di lahan untuk hidup secara alami dan menghasilkan senyawa-senyawa racun untuk membunuh organisme pengganggu, atau hidup dengan menginfeksi organisme pengganggu tanaman sebagai inangnya hingga inang tersebut mati. Contohnya dari golongan cendawan diantaranya gliocladium yang menghasilkan senyawa gliovirin untuk membasmi fungi patogen, trichoderma spp yang menghasilkan enzim menghasilkan 1,3-β- glukanase yang mendegradasi dinding sel miselium fungi patogen, metharizium anisoplae yang menjangkiti serangga sebagai inang hingga akhirnya mati. Dari golongan bakteri misalnya Bacillus thuringiensis yang dapat mengontrol ulat plutella dan helicoverpa, Corynebacterium untuk mengontrol xanthomonas dan Pyricularia Oryzae pada tanaman padi. Sedangkan yang berupa virus yaitu SpL-NPV Spodoptera Litura – Nuclear Polyhedrosis Viruses untuk mengendalikan ulat spodoptera litura. Keunggulan dari pestisida biologis diantaranya dampaknya bisa meluas karena subyek yang sudah beradaptasi dengan lingkungannya dapat terus berkembang biak dan menular, ramah lingkungan, tidak meninggalkan residu pada rantai makanan. Sedangkan kelemahannya antara lain perlu waktu untuk berinkubasi dan sebelum berkembang biak sebelum bekerja aktif, karena merupakan organisme hidup pestisida biologis tidak dapat diaplikasikan bersama dengan pestisida kimiawi lain, jika ekosistemnya tidak mendukung maka perkembangbiakannya bisa terhambat. 2. Pestisida sintetik / analog Merupakan hasil rekayasa kimia yang dibuat di pabrik. Kebanyakan meniru struktur kimia senyawa yang terdapat pada pestisida alami botanical misalnya syntethic pirethroid golongan piretroid yang meniru susunan senyawa kimia piretrin pada chrysanthemum piretrum, nicotinoid yang merupakan analog dari senyawa nikotin pada tembakau, ryanoid yang merupakan analog dari senyawa ryanodin pada tanaman ryania speciosa. Pestisida sintetik punya keunggulan diantaranya daya racunnya lebih tinggi, sasarannya lebih spesifik, dosis penggunaan relatif lebih rendah, mudah didapat di pasaran, dan lebih tahan lama disimpan. Adapun kelemahannya antara lain terurai lebih lama sehingga menimbulkan residu pada hasil panen, aplikasi yang terlalu intensif akan menimbulkan resistensi hama sasaran dan merusak lingkungan, mematikan predator alami musuh alami hama, variasinya lebih banyak sehingga perlu pengetahuan untuk memilih.Batangatau daunnya dapat digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3-4 hari. Setelah direbus selama 15 menit, saring dan dinginkan. Pestisida ini bisa digunakan untuk mengusir kutu daun. Tuba (Derriseleptica) Akar dan kulit kayu ditumbuk sampai hancur benar. Kemudian campur dengan air dibuat ekstrak.– Hama tanaman menjadi masalah yang seringkali harus dihadapi petani. Ketika hama tanaman muncul, maka tanaman menjadi terganggu pertumbuhannya, rusak, tak berbuah, hingga mati. Ada banyak jenis hama tanaman, seperti tikus, kutu putih, belalang, dan membasi hama-hama tanaman, maka salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan pestisida. Pestisida adalah zat, baik yang berasal secara sintetis maupun alami yang digunakan untuk membasmi hama tanaman. Baca juga Macam Tanaman untuk Mengusir Hama Jenis-jenis pestosida Melansir Cybex Pertanian, pestisida memiliki beberapa jenis. Berikut ini jenis pestisida berdasarkan hama tanamannya 1. Insektisida Insektisida adalah pestisida yang dipakai untuk mengendalikan hama serangga. Di antaranya, wereng batang coklat, ulat daun, penggerek batang, tungau, dan lain sebagainya. Beberapa jenis insektisida adalah pestisida dengan bahan aktif, yakni Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP ,Akatar 25 WG ,Virtako, Spontan 400 WEC ,Prevathon, dan sebagainya. 2. Mulluskisida Mulluskisida adalah pestisida untuk pengendalian siput maupun keong emas. Adapun sejumlah contoh dari mulluskisida adalah Bentan, Metapar, Kensida, Toksiput, Karissnail. 3. Akarisida Merupakan pestisida yang digunakan untuk membasmi tungau atau kutu pada tanaman Contohnya, Kelthane , Agridan, Marsal, Mitisun, dan lain sebagainya. Baca juga Tanaman Alami Masa Dorman dan Berhenti Tumbuh, Ini Penyebab, dan Cara Mengatasinya 4. Bacterisida Bacterisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman akibat bakteri. Di antara kondisi penyakit akibat serangan bakteri misalnya, penyakit layu, busuk bakteri, awar dan sebagainya. Contoh pestisida yang memiliki peran ini adalah Plantomycin, Puanmur, Agrept, Arashi dll. 5. Herbisida Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma maupun tumbuhan pengganggu. Contoh dari herbisida, yakni gramoxon, indamin, roundup dan sebagainya. 6. Fungisida Fungisida merupakan jenis pestisida guna memberantas jamur atau fungi. Contoh fungisida, yakni Score, Topsin, Antracol, dan Rodentisida Rodentisida, yakni pestisida untuk mengendalikan binatang pengerat dan tikus. Contoh adalah Sidarat dan Basmikus. Baca juga Cara Mengatasi Hama dan Penyakit Tanaman pada Jagung Pestisida nabati Selain pestisida kimia, ada juga pestisida nabati yang dibuat dari bahan-bahan nabati yang tersedia di alam. Tumbuhan seringkali mengandung senyawa kimia yang merupakan metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu. Senyawa itu dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Berikut contoh tanaman yang bisa digunakan sebagai pestisida alami 1. Lada Lada mengandung senyawa aktif saponin, flavonoid, minyak atsiri, kavisin, piperin, piperlin, piperolain, piperanin, dan piperonal. Senyawa piperin dalam kandungan lada akan mengeluarkan aroma dan rasa pedas yang dapat memengaruhi serangga dalam menghasilkan telur dan juga menyebabkan kematian. Senyawa metabolit sekunder lada bersifat penolak, penghambat peletakan telur dan racun yang mematikan. Contoh hama yang bisa diatasi adalah Sitophilus spp., Callosobrunchus sp., Lasioderma serricorne, Rhizopertha dominica , dan Tribolium castaneum. 2. Bawang putih Bawang putih mengandung senyawa kimia tanin, minyak atsiri, dialilsulfida, alisin, hingga enzim alliinase. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pestisida alami adalah seluruh bagian tanaman, yaitu umbi, daun, dan bunga. Tanaman bawang putih bekerja sebagai penolak hama repellent. Dia juga bersifat sebagai insektisida, nematisida, fungisida dan antibiotik. 3. Bengkuang Bengkuang ternyata juga bisa dijadikan sebagai pembasmi hama tanaman. Dia mengandung senyawa rotenon dan pachhyrizid. Bagian tanaman yang dipakai untuk membuat pestisida organik adalah batang, daun dan biji. Pestisida bengkuang bisa dipakai untuk mengendalikan pengisap buah dan pengisap bunga. 4. Brotowali Tanaman brotowali atau Tinosphora rumphii mengandung senyawa alkaloid, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin. Bagian dari tanaman brotowali yang dipakai untuk membuat pestisida, yakni akar dan batang. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Pestisida Alami Manfaat, Keunggulan dan Jenis Bahannya – Para Pembaca yang kami banggakan, kali ini akan menjelaskan tentang Pestisida Alami. Dan menerangkan tentang fungsi serta Keunggulannya. Untuk lebih jelasnya mari kita baca uraiannya berikut ini Secara universal pestisida alami atau nabati dimaksud adalah sesuatu pestisida yang bahan dasarnya merupakan tanaman. Pestisida nabati relatif gampang terbuat dengan bahan serta teknologi yang simpel. Bahan bakunya yang natural/ nabati membuat pestisida ini gampang terurai biodegradable di alam sehingga tidak mencemari area. Pestisida ini pula relatif nyaman untuk manusia serta ternak peliharaan sebab residunya gampang nabati bertabiat“ jam serta lari” hit and run. Dikala diaplikasikan,akan menewaskan hama dikala itu pula serta sehabis hamanya mati, residunya hendak lenyap di alam. Dengan demikian produk terbebas dari residu pestisda sehingga nyaman disantap manusia. Pestisida nabati jadi alternatif pengendalian hama yang nyaman dibandingkan pestisida sintetis. Pemakaian pestisida nabati membagikan keuntungan ganda, tidak hanya menciptakan produk yang nyaman, area pula tidak tercemar. Pestisida organik ini sanggup menanggulangi serta mengusir hama perusak tumbuhan pertanian serta perkebunan biasanya semacam kutu, ulat, belalang serta sebagainya Manfaat serta Keunggulan Pestisida Alami Sebagian khasiat serta keunggulan pestisida natural, antara lain Gampang terurai biodegradable di alam, sehingga tidak mencemarkan area ramah area. Relatif nyaman untuk manusia serta ternak sebab residunya gampang lenyap. Bisa menewaskan hama/ penyakit semacam ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb. Bisa bagaikan pengumpul ataupun perangkap hama tumbuhan tumbuhan orok- orok, kotoran ayam. Bahan yang digunakan nilainya murah dan tidak susah ditemukan dari sumberdaya yang terdapat di dekat serta dapat terbuat sendiri. Menanggulangi kesusahan ketersediaan serta mahalnya harga obat- obatan pertanian spesialnya pestisida sintetis/ kimiawi. Dosis yang digunakan juga tidak sangat mengikat serta berbahaya dibanding dengan pemakaian pestisida sintesis. Pemakaian dalam dosis besar sekalipun, tumbuhan sangat tidak sering ditemui tumbuhan mati. Tidak memunculkan imunitas pada serangga. Jenis Tumbuhan Bahan Pestisida Alami Brotowali Tinospora rumphii Senyawa kimia yang tercantum pada brotowali antara lain alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat getir pikroretin, harsa, berberin, palmatin, kolumbin pangkal, kokulin pikrotoksin. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pestnab merupakan pangkal serta batang. Ekstrak brotowali bertabiat bagaikan insektisida. Buah Maja Aegle marmelos L. Buah tumbuhan maja memiliki zat lemak senyawa tannin yang ialah salah satu senyawa dengan rasa getir yang konon tidak disukai oleh serangga yang jadi hama pada tumbuhan. Ekstrak buah maja efisien buat mengatur hama serangga serta penggerek buah kakao C. cramerella. Bunga Piretrum Pyrethrum cinerariaefolium Trev Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan serbuk bunga. Serbuk bunga piretrum memiliki zat yang diucap piretrin, dapat digunakan buat mengatur hama ulat. Bunga jam 4 Mirabilis jalapa Linn. Daun serta bunga memiliki saponin serta flavonoida, di samping itu daunnya pula memiliki tanin serta bunganya memiliki politenol. Biji tumbuhan tersebut memiliki flavonoida serta politenol. Pangkal memiliki betaxanthins. Buah memiliki zat tepung, lemak 4, 3%, zat asam lemak 24, 4% serta zat asam minyak 46, 9%. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan pestisida organik merupakan daun. Ekstrak daun bunga jam 4 Mirabilis jalapa ialah salah satu agen penginduksi ketahanan sistemik tumbuhan cabai merah terhadap serbuan Cucumber Mosaic Virus CMV. Cabai merah Capsicum annuum Senyawa kimia yang ada pada buah cabai merupakan kapsaisin, dihidrokapsaisin, vit A, C, damar, zat corak kapsantin, karo ten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin serta clan lutein. Tidak hanya itu pula memiliki mineral, semacam zat besi, kalium, kalsium, fosfor serta niasin. Zat aktif kapsaisin efektif bagaikan stimulan. Bagian yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan buah serta biji. Ekstrak buah serta biji cabai bertabiat bagaikan insektisida serta penolak hama repellent. Ajeran Bidens pilosa L. Tanaman Ajeran, ketul, ataupun ketulan mengandung flavonoid terpen, fenilpropanoid, lemak serta benzenoid. Bisa digunakan buat mengatur hama serangga insekta. Bagian tanaman yang digunakan merupakan biji, batang, daun serta segala bagian tumbuhan yang terletak diatas permukaan tanah. Bandotan/ Babadotan Ageratum conyzoides Linn. Isi kimia yang ada pada babadotan/ bandotan merupakan saponin, flavanoid, polifenol, kumarine, eugenol 5%, HCN serta minyak atsiri. Bagian tumbuhan yang yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan daun. Babadotan berperan bagaikan penolak hama repellent serta membatasi pertumbuhan serangga. Bawang Allium cepa Isi kimia yang ada pada bawang merah antara lain minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, lavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin. Bagian tanaman yang digunakan bagaikan pestisida organik merupakan umbi. Ekstrak bawang merah bekerja bagaikan penolak hama repellent serta pengendali serangga. Bawang putih Allium sativum L Bawang putih memiliki sebagian senyawa kimia, antara lain tanin, minyak atsiri, dialilsulfi da, aliin, alisin, enzim aliinase. Bagian tanaman yang digunakan bagaikan pestisida natural merupakan segala bagian tumbuhan, ialah umbi, daun serta bunga. Bawang putih bekerja bagaikan penolak hama repellent serta bertabiat bagaikan insektisida, nematisida, fungisida serta antibiotik. Bayam jarum Amaranthus spinosus Linn. Bayam jarum dikenal memiliki sebagian senyawa kimia, ialah amarantin, teratur, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, dan vit. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bio pestisida merupakan daunnya. Ekstrak daun bayam jarum ialah salah satu agen penginduksi ketahanan sistemik tumbuhan cabai merah terhadap serbuan Cucumber Mosaik Virus CMV serta virus kuning Gemini. Bengkuang Pachyrhizus erosus L. Urb. Senyawa kimia yang ada pada bengkuang antara lain rotenon serta pachhyrizid. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pembuatan pestisida organik merupakan batang, daun serta biji. Pestisida nabati bengkuang bermanfaat buat mengatur Pengisap buah Dasybus piperis Cina serta pengisap bunga Diconocoris hewitti DIST, Spodoptera litura. Dan juga sebagian tipe serangga dari ordo Coleoptera, Diptera, Hemiptera, Lepidoptera serta Orthoptera. Bijanggut/ janggot Mentha spp. Tanaman ini dikenal memiliki sebagian senyawa kimia, yaitu spearmint, flavonoid, tannin, menthol, menthone serta carvone. Bagian tanaman yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan daun. Ekstrak tanaman bijanggut bertabiat bagaikan bakterisida. Cengkeh Syzygium aromaticum Cengkeh memiliki sebagian senyawa kimia, ialah eugenol, eugenol asetat, kariofilen, sesquiterpenol serta naftalen. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bio pestisida merupakan bunga, tangkai bunga serta daun. Ekstrak cengkeh bertabiat bagaikan fungisida, menyebabkan kemandulan hama serta membatasi kegiatan makan antifeedant Daun Gamal/ Reside Gliricidia sepium Senyawa kimia daun gamal ataupun reside yang berguna buat mengatur hama tumbuhan merupakan tanin. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan bio pestisida merupakan daunnya. Ekstrak daun gamal efisien buat mengatur hama ulat serta kutu penghisap. Duku Lansium domesticum Senyawa kimia yang ada pada duku antara lain alkaloida, saponin, lavonoida serta polifenol. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pembuatan pestisida adalah merupakan biji. Pepaya Kates Carica Papaya L Bagian tumbuhan pepaya yang bisa digunakan buat mengatur hama maupun penyakit tumbuhan merupakan daun, biji serta buah yang belum masak. Tumbuhan pepaya bertabiat bagaikan fungisida, insektisida, rodentisida, serta bagaikan penolak hama repellent. Tembakau Nicotiana tabacum L. Bagian tumbuhan tembakau yang baik buat digunakan bagaikan pengendali hama maupun penyakit merupakan daun serta batangnya sebab bagian ini mempunyai isi nikotin yang besar, paling utama pada tangkai serta tulang daun. Ekstrak tembakau bertabiat bagaikan insektisida, fungisida, akarisida. Kunyit kunir/ turmeric Curcuma domestica Val. Curcuma longa koenin Bagian tananaman yang digunakan bagaikan pestisida organik merupakan rimpang. Rhizome batang dalam tanah kunyit bisa digunakan bagaikan insektisida buat mengatur serangga hama maupun bagaikan fungisida buat mengatur jamur yang mengganggu tumbuhan. Cabe Rawit Capsicum frutescens L Senyawa kimia yang ada pada buah cabai merupakan kapsaisin, dihidrokapsaisin, vit A, C, damar, zat corak kapsantin, karo ten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin serta clan lutein. Tidak hanya itu pula memiliki mineral, semacam zat besi, kalium, kalsium, fosfor serta niasin. Zat aktif kapsaisin efektif bagaikan stimulan. Bagian yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan buah serta biji. Ekstrak buah serta biji cabai bertabiat bagaikan insektisida serta penolak hama repellent. Kenikir Tagetes erecta L., Tagetes patula Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pembuatan pestisida buat mengatur hama penyakit tumbuhan merupakan bunga, daun, batang, serta pangkal. Ekstrak kenikir bertabiat bagaikan penolak hama repellent, insektisida, fungisida, serta nematisida. Jahe Zingiber offcinale Jahe memiliki minyak atsiri 1- 3%, konstituent utama sesquiterpene, zingiberene C15H24. Bau tajam pada jahe merupakan zingerone C11H14O3 yang terdapat dalam oleoresin. Bagian tumbuhan jahe yang bisa digunakan buat mengatur hama penyakit tumbuhan merupakan rhizomenya. Rhizome jahe bisa digunakan bagaikan penolak hama, nematicida, serta fungisida Jeringo/ Dlingo Acorus calamus Jeringau Acorus calamus yang diucap dlingo oleh orang jawa merupakan tanaman terna yang rimpangnya dijadikan bahan obat- obatan. Rimpang jeringau dlingo– jawa memiliki zat arosone, kalomenol, serta metil eugenol yang dapat digunakan buat menanggulangi hama wereng coklat. Mengkudu Morinda citrifolia Senyawa kimia yang tercantum pada mengkudu antara lain xeronin, proxeronin, scopoletin serta antraquinan. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bio pestisida merupakan buah, daun serta pangkal. Ekstrak tumbuhan mengkudu bertabiat bagaikan insektisida. Sambiloto Andrographis paniculata Senyawa yang tercantum dalam sambiloto antara lain merupakan andrographolide, saponin, falvonoid, alkaloid, tanin, laktone, panikulin, kalmegin serta hablur kuning. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pestisida organik merupakan segala bagian tumbuhan. Ekstrak sambiloto bertabiat bagaikan penolak hama repellent. Serai wangi Cymbopogon nardus L. Senyawa utama yang ada pada serai wangi merupakan minyak atsiri. Minyak atsiri serai terdiri dari senyawa sitral, sitronela, geraniol, mirsena, nerol, farnesol methil he ptenol serta dipentena. Isi yang sangat besar merupakan sitronela ialah sebesar 35% serta graniol sebesar 35– 40%. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pestisida nabati merupakan daun serta pangkal. Senyawa sitronela memiliki watak toksin kehilangan cairan tubuh desiccant. Toksin tersebut ialah toksin kontak yang bisa menyebabkan kematian sebab kehabisan cairan terus menerus. Serangga yang terserang toksin ini hendak mati sebab kekurangan cairan. Ekstrak serai wangi bertabiat bagaikan insektisida, bakterisida, nematisida serta bagaikan penolak hama repellent Sirih Piper betle Linn. Senyawa yang tercantum dalam sirih antara lain minyak atsiri eugenol, methyl eugenol, karvakrol, kavikol, alil katekol, kavibetol, sineol, estragol, karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vit C, tanin, gula, pati, serta asam amino Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pembuatan pesnab merupakan daun. Ekstrak daun sirih bertabiat bagaikan insektisida. Sirsak Annona muricata, Linn. Senyawa yang tercantum dalam sirsak antara lain senyawa tanin, fitosterol, ca- oksalat serta alkaloid murisine. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pestisida organik merupakan daun serta biji. Ekstrak daun serta biji sirsak bertabiat insektisida, antifeedant penghambat makan, repellent penolak hama serta toksin kontak. Srikaya Annona squamosa Isi kimia yang tercantum dalam tumbuhan ini antara lain asetogenin, squamocin, bullatacin, annonacin serta neoannonacin. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan bio pestisida merupakan pangkal, daun, buah serta biji. Senyawa kimia yang terkadung dalam srikaya bisa bertabiat bagaikan insektisida, toksin kontak, penolak repellent serta penghambat makan antifeedant. Tomat Lycopersicum esculentum Buah tomat memiliki alkaloid solanin 0, 007%, saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid serta tomatin. Bagian tumbuhan tomat yang digunakan bagaikan bahan pestisida nabati merupakan daun, batang serta ranting. Ekstrak daun, batang serta ranting tumbuhan tomat bertabiat bagaikan insektisida serta bagaikan penolak hama repellent. Lengkuas Alpinia galanga L Wild Rimpang lengkuas memiliki lebih kurang 1% minyak essensial terdiri atas metil–sinamat 48%, sineol 20–30%, eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, d– pinen, galangin, galanganol serta sebagian senyawa flavonoid. bagian tanaman yang digunakan bagaikan pestisida nabati merupakan rimpang. Ekstrak rimpang lengkuas bertabiat bagaikan fungisida anti jamur. Lidah buaya Aloe barbadensis Milleer Senyawa kimia yang tercantum dalam tumbuhan lidah buaya antara lain saponin, flavonoida, polifenol serta tanin. Bagian tumbuhan yang digunakan bagaikan bahan pestisida nabati merupakan daging daun. Ekstrak lidah buaya bertabiat bagaikan insektisida, bakterisida, serta fungisida. Tidak hanya itu lidah buaya bisa digunakan bagaikan perekat natural/ perata dalam aplikasi pestisida Mahoni Swietenia mahagoni JACQ Senyawa kimia yang ada pada biji mahoni antara lain saponin serta flavanoid. Bagian tanaman yang digunakan bagaikan bahan pembuatan pestisida organik merupakan bijinya. Ekstrak biji mahoni bertabiat bagaikan antifeedant penghambat kegiatan makan, penghambat pertumbuhan serangga growt regulator serta bagaikan penolak hama repellent. Demikian Uraian kami tentang Pestisida Alami– Semoga uraian ini bisa menginspirasi para pembaca dan bermanfaat serta memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pemula. Mohon abaikan saja uraian kami ini jika pembaca tidak sependapat. Terima kasih atas kunjungannya
Bahan Aktif Pestisida – Bahan aktif active ingredients, bagi kebanyakan petani bukan-lah istilah yang asing di telinga mereka. Abamektin, siflutrin, sipermetrin misalnya, adalah contoh nama bahan aktif yang sering petani dengar. Bahan aktif pestisida adalah bahan kimia yang terdapat pada pestisida yang dapat mengendalukan atau membunuh hama penyakit. Saat ini mungkin jumlahnya sudah ribuan, mengingat jumlah merk pestisida yang beredar di pasaran juga ribuan. Fakta tentang bahan aktif pestisida Label pada suatu pestisida mewakili nama bahan aktif beserta konsentrasinya sekaligus misalnya AGRIMEC 18 EC mengandung abamektin 18g/l, atau juga CURZATE 8/64 mengandung bahan aktif ganda simoksanil 8%, mankozeb 64%. Bahan aktif yang sama seperti abamektin akan ditemukan juga pada ratusan produk dengan merk dagang yang berbeda, seperti pada DEMOLISH 18 EC. Merk dagang pestisida dengan merk yang sama, bahan aktif yang sama, mungkin memiliki kandungan bahan aktif yang berbeda, seperti PROMECTIN 18 EC dan PROMECTIN 60 EC Baca juga 66 Daftar Merk Insektisida Berbahan Aktif Abamektin Merk dagang pestisida dengan merk yang sama, bahan aktif yang sama, tapi memiliki kandungan bahan aktif dan formulasi yang berbeda seperti pada AVIDOR 200 SL dan AVIDOR 25 WP bahan aktif imidakloprid, CONFIDOR 200 SL, CONFIDOR 5 WP dan CONFIDOR 70 WG bahan aktif imidakloprid. Baca juga Daftar Pestisida Berbahan Aktif Ganda Untuk Pengendalian Hama Penyakit Pada Tanaman Cabai Beberapa bahan aktif bekerja pada spektrum yang luas yakni bisa membunuh hampir semua jenis hama penyakit, yang lainnya hanya selektif membunuh hama penyakit tertentu. Contoh bahan aktif Aluminium fosfida yang terbatas untuk hama gudang, bahan aktif Parakuat diklorida terbatas untuk gulma. Bahan aktif pestisida yang diijinkan beredar di wilayah Negara Republik Indonesia adalah yang telah terdaftar, memenuhi standar mutu, terjamin efektivitasnya, aman bagi manusia dan lingkungan hidup serta diberi label UU Tahun 1992. Pestisida yang boleh didaftarkan adalah yang bahan aktifnya aman untuk pengelolaan tanaman, peternakan, kesehatan hewan, perikanan, kehutanan, penyimpanan hasil, rumah tangga, pengendali vektor penyakit pada manusia, karantina dan pra pengapalan Direktorat Pupuk dan Pestisida, 2011. Pestisida yang dilarang berdasarkan klasifikasi WHO mempunyai klasifikasi Ia sangat berbahaya sekali atau Ib berbahaya sekali, mempunyai LC50 > 7 Tanaman Pestisida Nabati, Yang Terbukti Efektif Mengendalikan Hama Kutu-kutuan serta Cara Pembuatannya. Semoga bermanfaat ya sob…! Related posts5 Jenis Insektisida Nabati Yang Direkomendasikan Di Amerika SerikatMengenal Insektisida Piretroid, Golongan Insektisida yang Paling Banyak Digunakan Di Seluruh DuniaBerikut Manfaat/Kegunaan Pestisida Yang Banyak Dipakai PetaniMengenal Asal Usul Abamektin Salah Satu Bahan Aktif Andalan PetaniBegini Cara Tanam Cabai Tanpa Pestisida Kimia Tapi Aman Dari Keriting Dan KerdilSering Tak Termanfaatkan dan Terbuang Percuma, Berikut Manfaat Air Cucian Beras
EoqFr.