BiografiBahasa Sunda Artis idola Cinta Laura. (Biografi lengkap cinta laura dengan ragam bahasa sunda lebih halus dari yang pertama) Cinta Laura Kiehl atanapi anu langkung ka koncara "Cinta Laura", Mangrupakeun aktris sarta penyanyi Indonesia anu wedal di QuakenbrĂĽck, Jerman, dina ping 17 Agustus 1993.
Bandung - Kang Ibing merupakan salah satu tokoh Sunda yang fenomenal. Pria yang memiliki nama lengkap Raden Aang Kusmayatna Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata itu dikenal sebagai penyiar dan pelawak yang cerdas, dengan humor-humor segar yang mengulas mengenai perjalanan karir Kang Ibing dari balik radio hingga ke panggung ibu kota simak di sini, sesama rekan penyiar di Radio Mara juga bercerita mengenai begitu lihainya Kang Ibing membuat pendengarnya terhanyut dalam dongeng-dongeng yang kalangan para penyiar Radio Mara lainnya, Kang Ibing juga dikenal sebagai sosok yang jenaka. Kang Ibing tak canggung untuk sekedar mengobrol bersama para rekan sejawatnya, meski ia merupakan salah satu penyiar senior di radio tersebut. Tak jarang, guyonan Kang Ibing di waktu sengganggnya jika sedang tak siaran, kerap menghangatkan obrolan-obrolan kecil di kantor Radio Mara. Mulai dari cerita kesehariannya yang santai, kemudian dongeng-dongeng kesundaan, hingga obrolan berbobot yang kerap mengandung kritik terhadap pemerintahan saat itu."Kang Ibing mah bawaannya sederhana, sama siapa aja dia mah asyik ngobrolnya," kata mantan penyiar Radio Mara Candra Tanuatmadja saat ditemui detikJabar belum lama pembawaannya itulah, banyak penyiar Radio Mara yang ikut mengagumi sosok Kang Ibing. Bagi mereka Kang Ibing bukan hanya sosok rekan kerja yang bisa diajak berbagi ilmu, namun juga guru yang turut mengajarkan bagaimana cara menjadi penyiar Kang Ibing di dunia siaran pun membawa Radio Mara sejajar dengan radio-radio lain yang waktu itu mulai menyasar para generasi millenial. Tak heran, meski sudah tiga kali berpindah kantor sejak tahun 70an hingga 2000an, Radio Mara masih tetap eksis mengudara."Almarhum jago membentuk suasana, kan siaran mah kata beliau kuncinya membentuk suasana. Mau dibawa kemana nih, romantis, bodor atau serius. Beliau itu paling jago membentuk suasananya. Jadi orang tuh hanyut, pengen dengerin kata per kata. Kang Ibing mau ngomong apalagi nih, karena selalu suprise," ungkap pun masih ingat bagaimana saat Kang Ibing dengan kharismanya mulai masuk ke ruang siaran kala akan menyapa pendengar. Bagi Candra, Kang Ibing akan mudah dikenali oleh para pendengar meski ia memulainya dengan suara terdengar mustahil, tapi begitulah cara Kang Ibing memulai aktivitasnya di Radio Mara. Tapi jangan salah, setelahnya, para pendengar akan mulai terbawa hanyut oleh karakter Kang Ibing melalui cerita-cerita kesundaan yang tentunya akan makin mengocok perut pendengar lewat guyonan Kang Ibing."Karena Kang Ibing mah batuk aja, itu yang denger udah tahu kalau Kang Ibing lagi siaran. Kan waktu dulu mah enggak ada medsos kayak sekarang yah, jadi yang siaran bisa diumumin di medsos. Tapi Kang Ibing dengan karakternya udah bisa langsung dikenalin sama pendengar waktu itu tanpa harus ngomong kalau beliau lagi siaran," ujar BerdongengRadio Mara sendiri sebetulnya menamakan siaran yang dibawa Kang Ibing dengan judul Jenaka Mara. Namun, nama itu kurang populer karena para pendengar menyematkan nama lain pada program tersebut dengan nama Siaran Kang siarannya pun sederhana. Kang Ibing biasanya akan berdialog bersama tandem penyiar di Radio Mara atau bermonolog sendirian untuk membicarakan banyak hal kepada mulai kisah sederhana seperti keseharian Kang Ibing, asmara, hingga obrolan serius yang berbau kritik terhadap pemerintahan. Namun Kang Ibing membawakannya dengan begitu sederhana sehingga membuat para pendengar hanyut untuk mendengarkan siaran Kang Ibing itu."Jadi enggak klise, dongengnya enggak monoton. Kang Ibing mah sama pendengar selalu ditunggu kisahnya, dongengnya banyak, dongeng-dongeng kasundaan," tutur penyiar di Radio Mara pun mengakui kejeniusan Kang Ibing saat melakukan siaran. Sebab, Kang Ibing seolah tanpa tanpa bantuan teks apapun saat menyapa jika memang siaran Kang Ibing berkonsep rapi dan disusun lewat teks, tak ada satupun dari para penyiar Radio Mara yang bisa mengikuti gaya Kang Ibing. Karakter Kang Ibing bagi Candra, tak bisa digantikan oleh siapapun karena memiliki kharismanya sendiri saat siaran."Kang Ibing seperti tanpa konsep, tapi bahan ceritanya fokus, imajinatif. Kalaupun dicatat, belum tentu bisa lucu kalau dibacain sama orang lain. Wah pokoknya mah enggak bisa lah kalau diikutin gayanya sama orang lain," kenang faktor itulah, program Kang Ibing langsung tutup buku di Radio Mara. Setelah ditinggalkan Kang Ibing sekitar tahun 2008 yang memilih pensiun dari dunia penyiar, siaran Kang Ibing pun ditutup oleh Radio Mara meski saat itu ada penyiar lain yang punya pontensi untuk menggantikan Kang Ibing."Karena enggak akan ada yg bisa menggantikan beliau, enggak ada yang bisa. Soalnya beda kharismanya enggak bisa digantiin sama orang lain," ungkap Program Diikuti Radio LainCandra juga masih ingat, selepas Kang Ibing memutuskan pensiun, beberapa radio lokal di Bandung mulai meniru gaya siaran Kang Ibing. Tak hanya dari konsep programnya saja, pembawaan Kang Ibing juga turut ditiru di beberapa radio itu semua tak bertahan lama. Sebab bagi Candra, sosok Kang Ibing tak bisa digantikan oleh siapapun terutama di dunia siaran radio. Bahkan, Radio Mara sendiri harus menutup program yang dibawakan Kang Ibing karena tak bisa mencari sosok penggantinya waktu itu."Karena susah, enggak bakal bisa ada yang ngegantiin Kang Ibing mah," kata Candra mengakhiri perbincangan dengan perpisahan itu, tak banyak informasi tentang keseharian Kang Ibing selanjutnya. Hanya memang, Kang Ibing masih terus eksis berkesenian dengan mendalami dunia peran bersama De' Ibing lalu wafat pada 10 Agustus 2010. Kang Ibing menghembuskan napas terakhirnya setelah dirawat di salah satu rumah sakit di Bandung akibat terkena penyakit. Ia meninggalkan tiga anak yaitu Diane Fatmawati, Kusumadika Rakean Kalang Sunda dan Kusumananda Mega Septemdika. ral/yum
Namun jika nama akrabnya, Kang Ibing, yang disebut, maka orang akan dengan cepat mengingatnya sebagai Si Kabayan. Kang Ibing lahir di Sumedang, 20 Juni 1946. Selama hidupnya, dirinya aktif sebagai pelawak sejak 1975 sampai 2010. Tidak sendiri, Kang Ibing sering tampil bersama kawan-kawannya Aom Kusman dan Suryana Fatah. Keaktifannya pada kesenian Sunda sering membuat guyonan-guyonannya kental dengan adat dan logat Sunda.

BiodataNama Lengkap Raden Aang Kusmayatna KusumadinataNama Populer Kang IbingTanggal Lahir 20 Juni 1946Tempat Lahir SumedangWafat Bandung, 19 Agustus 2010BiografiKang Ibing atau yang bernama lengkap Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata lahir pada tanggal 20 Juni 1946 di Sumedang. Dia merupakan pelawak Indonesia yang tergabung dengan grup lawak De'Kabayan yang terdiri antara lain Aom Kusman dan Suryana Fatah. Kang Ibing selain sebagai pelawak, Dia juga aktif dalam kesenian Ibing memiliki Istri bernama Ny. Nieke dan dikarunia 3 tiga orang anak masing-masing Kusmadika, Kusmandana dan di dunia seni berjalan mulus. Kang Ibing sendiri tidak pernah mimpi untuk jadi orang terkenal apalagi bintang karier sebagai Pembawa Acara Obrolan Rineh dalam arti santai secara kocak dan sarat kritik di Radio Mara Bandung. Gaya bicaranya yang berintonasi khas Sunda melekat dalam diri Kang Ibing yang merupakan nama bekennya. Ketika masih duduk di Fakultas Sastera Unpad Jurusan Sastra Rusia, Kang Ibing pernah menjabat sebagai Ketua Kesenian Daya Mahasiswa Sunda DAMAS, Penasihat Departemen Kesenian Unpad dan pernah juga menjadi Asisten Dosen di Fakultas Sastera 1970 bersama-sama dengan Aom Kusman dan Suryana Fatah membentuk Group Lawak De Kabayan. Pada tahun 1975 untuk pertama kalinya main film Si Kabayan arahan Sutradara Tutty Suprapto. Pilihan Tuty jatuh ke Ibing konon tertarik saat mendengarkan gaya humornya di Radio Mara tersebut. Selain bermain film, Kang Ibing juga memerankan Bintang Iklan dari beberapa produk. Saat ini Kang Ibing lebih dikenal sebagai dai yang lumayan padat juga dimulai ketika menjadi Pembawa Acara Obrolan Rineh di Radio Mara Bandung. Ketika menjadi mahasiswa di Fakultas Sastera Unpad Jurusan Sastera Rusia, Kang Ibing pernah aktif sebagai Ketua Kesenian Daya Mahasiswa Sunda DAMAS, Penasihat Departemen Kesenian Unpad dan pernah juga menjadi Asisten Dosen di Fakultas Sastra tahun 1970 bersama-sama dengan Aom Kusman, Suryana Fatah, Wawa Sofyan, dan Ujang, Kang Ibing membentuk Group Lawak D'Kabayan. Dalam grup ini masing-masing memiliki keunikannya sendiri, di mana para anggotanya mewakili sosok etnis tertentu. Misalnya Suryana Fatah dikenal sebagai Koh Ho Liang dan Wawa Sofyan sebagai Mas Sastro. Kang Ibing sendiri dikenal dengan nama Kang Maman, yang memerankan sosok lugu orang Sunda "pituin".Pada tahun 1975 untuk pertama kalinya main film Si Kabayan arahan Sutradara Tuty Suprapto. Konon pilihan Tutty jatuh ke Kang Ibing karena tertarik saat mendengarkan gaya humornya di Radio Mara. Setelah film Kabayan tersebut, Kang Ibing membintangi film-film lain, di antaranya Ateng the Godfather 1976, Bang Kojak 1977, Si Kabayan dan Gadis Kota 1989, Boss Camad 1990, Komar si Glen Kemon Mudik 1990, Warisan Terlarang 1990, dan Di sini Senang di sana Senang 1990.Selain menjadi seniman ternyata Kang Ibing aktif juga menjadi da'i atau pendakwah. Diluar kesibukannya di dunia hiburan ia kerap memberikan ceramah agama Islam ke sejumlah tempat, termasuk ke pelosok-pelosok daerah. Tema dakwahnya menyangkut masalah-masalah keseharian, dibawakan dengan gaya humor yang segar. Kang Ibing pernah menyatakan bahwa kesuksesan karirnya tidak lepas dari doa yang tulus dari kedua orang tuanya. Ungkapan “Indung Tunggul Rahayu, Bapa Tangkal Darajat” senantiasa melekat di hatinya. Dan itu dijadikan pedoman hidup keluarganya serta tidak segan-segan memasang semboyan itu di ruangan tengah keluarganya.

JAKARTA Nama Kang Ibing telah menjadi legenda di dunia lawak Indonesia. Pemilik nama asli Raden Aang Kusmayatna Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata ini adalah pelawak terkenal era 1970-an asal Tanah Pasundan. Sebagai seorang pelawak, Kang Ibing tergabung dalam grup lawak Aom Kusman dan Suryana Fattah.

403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID Dl1FO77Uc7zN8Zilc3Fpc5ZHdLfS1nXAMV9Yiou-bv-D-R0BZNhH3A==

Darinama "Bing Slamet"-lah, Kang Ibing, yang bernama asli R. Aang Kusmayatna Kusumadinata itu, mengambil nama "Ibing" sebagai nama bekennya. Sedangkan Ateng, yang bersamanya Kang Ibing bermain dalam filem garapan sutradara Ahmad Jamal, Ateng the Godfather, tahun 1976, turut membawa Kang Ibing ke panggung popularitas di tingkat nasional. Persahabatan mereka bertahan hingga wafatnya Ateng.

Kang Ibing adalah pelawak Indonesia yang tergabung dengan grup lawak De’Kabayan yang terdiri antara lain Aom Kusman dan Suryana Fatah. Pelawak ini juga aktif dalam kesenian Sunda dan pula pernah aktif sebagai Penyiar Radio Mara Bandung bersama Wildan Nasution. Pemilik nama lengkap R. Aang Kusmayatna Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata ini berasal dari pasangan R Suyatna Bin Aang – Nyi R Kusdiah Ratna Komala. Ibing ikut kakek dan neneknya tinggal di kawasan Jl Asia Afrika. Semasa kecilnya, Ibing terkenal sebagai anak nakal karena tak bisa diam. Ada saja ulah yang dilakukannya, semisal mencat kambing tetangga. Ibing yang berotak cerdas, masuk Universitas Padjadjaran, Jurusan Sastra Rusia selulus dari SMAN 4 Bandung. Ia pun terpaksa tinggal di DAMAS Daya Mahasiswa Sunda karena tak sanggup bayar uang kos. Untuk menyambung hidup, tiap jam ia pergi ke Pasar Andir dan berjualan singkong. Tak jarang, sebagian uang hasil berjualan singkong dikirim ke orangtuanya untuk membantu biaya sekolah adik-adiknya. Kang Ibing pernah menjabat sebagai Ketua Kesenian Daya Mahasiswa Sunda DAMAS, Penasihat Departemen Kesenian Unpad dan pernah juga menjadi Asisten Dosen di Fakultas Sastera Unpad. Suatu hari, Ibing yang sedang bermain ke Radio Mara, melihat Aom Kusman, sahabatnya, tengah siaran Kuis Siapa Dia. Ibing pun ditawari menjadi penyiar di radio itu. Ibing tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Keesokannya, ia langsung menjadi penyiar dengan nama samaran Ibing. Respons baik pun diterimanya dari para pendengar. Gaya bicaranya yang berintonasi khas Sunda melekat dalam diri Kang Ibing yang merupakan nama bekennya. Suatu hari, Ibing dipertemukan dengan sahabatnya yang kebetulan mengajak ikut serta melawak. Ibing menolak mentah-mentah tawaran itu karena dia bercita-cita jadi tentara. Tapi karena kebutuhan hidup yang mendesak, akhirnya Ibing ikut melawak. Lambat laun ilmu melawak dikuasainya dan ia pun dikenal sebagai seniman dan pelawak grup De Kabayan’s. Sejak terkenal sebagai pelawak, Ibing mendapat tawaran main film di tahun 1975, berjudul Si Kabayan arahan Sutradara Tutty Suprapto. Pilihan Tuty jatuh ke Ibing konon tertarik saat mendengarkan gaya humornya di Radio Mara tersebut. Selain bermain film, Kang Ibing juga memerankan Bintang Iklan dari beberapa produk. Sejak itulah sosok Kabayan sangat lekat pada sosok ayah tiga anak ini. Ketika tren bergeser ke sinteron, Kang Ibing tidak tertinggal. Ia turut berperan di sinetron Kabayan Orang Beken 1992. Kang Ibing juga dikenal sebagai dai yang lumayan padat jadwalnya. masa tuanya, Kang Ibing tetap berkarya. Di harian Pikiran Rakyat, secara rutin Kang Ibing bertindak sebagai komentator di Rubrik Sepakbola Bodor, artikel yang muncul ketika musim sepakbola datang, seperti Piala Eropa dan Piala Dunia. Terakhir, Kang Ibing menulis artikel soal Belanda vs Jerman di pertandingan Piala Dunia 2010 yang bertajuk “Rele Renang Nuting Tongharcet!” plesetan dari Rek eleh rek meunang, nu penting tong dahar bancet!’, yang berarti mau menang ataupun kalah, yang penting jangan makan bancet atau kodok kecil, Red.. Di situ, antara lain ia menulis dengan gaya lawakannya yang khas, “Ada juga tim medis yang mengusulkan, agar gampang menangani kalau terjadi apa-apa, sebaiknya pertandingan final ini dilangsungkan saja di halaman rumah sakit. Usul ini juga ditolak, karena repot, pemain sepak bola pabaliut jeung nu bezoek. Kisruh dengan para pembesuk, Red.” Keasyikan bekerja, Ibing terlambat menikah. Saat berkenalan dengan Nike, anak seorang tentara berpangkat kolonel, Ibing memberanikan diri melamar. Berbuah kemampuan meyakinkan calon mertua, Ibing diterima menjadi menantu. Perbedaan usia 13 tahun dengan Nike justru menjadi semangat hidup baginya. Nike memberinya anak, Kusumadika Rakean Kalang Sunda, Kusumananda Mega Septemdika, dan Diane Fatmawati. Anehnya, Ibing malah tak ingin ketiga anaknya menjadi pelawak. Kang Ibing meninggal dunia, Kamis malam tanggal 19 Agustus 2010, sekitar pukul WIB karena mengalami pendarahan akibat terjatuh dari lantai kamar mandi rumahnya. Pukul tadi, Kang Ibing dinyatakan meninggal dunia di UGD Rumah Sakit Al Islam,” ujar Operator Rumah Sakit Al Islam Abu Agna. Beberapa Film yang pernah dibintangi oleh Kang Ibing Si Kabayan 1975 Ateng The Godfather 1976 Bang Kojak 1977 Si Kabayan dan Gadis Kota 1989 Boss Carmad 1990 Komar Si Glen Kemon Mudik 1990 Warisan Terlarang 1990 Di Sana Senang Di Sini Senang 1990 Di bawah ini adalah beberapa karya Kang Ibing yang saya ambil dari youtube Ceramah Kang Ibing De Kabayan’s Kang Maman Mencari Anak Anjing Juragan Hajat Dongeng Kang Ibing di sadur dari beberapa tulisan, wikipedia, dan sobat blogger lain nya This entry was posted on 25 Februari 2014 at 1139 am and is filed under Bebas Berekspresi. You can follow any responses to this entry through the RSS feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

Yuklangsung aja kita simak ulasan biografi kang ibing dalam bahasa sunda berikut ini. Biografi Kang Ibing Dalam Bahasa Sunda. Nieke dan dikarunia 3 tiga orang anak masing-masing Kusmadika Kusmandana dan Diane. Mustapa 1852-1930 dan Muh. Biografi bahasa sunda Yang di maksud dengan Biografi yaitu tulisan atau cerita mengenai kehidupan seseorang. Kang Ibing sendiri tidak pernah mimpi untuk jadi orang terkenal apalagi bintang film.
Kang Ibing atau yang bernama lengkap Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata lahir pada tanggal 20 Juni 1946 di Sumedang. Dia merupakan pelawak Indonesia yang tergabung dengan grup lawak De’Kabayan yang terdiri antara lain Aom Kusman dan Suryana Fatah. Kang Ibing selain sebagai pelawak, Dia juga aktif dalam kesenian Sunda. Kang Ibing memiliki Istri bernama Ny. Nieke dan dikarunia 3 tiga orang anak masing-masing Kusmadika, Kusmandana dan Diane. Kariernya di dunia seni berjalan mulus. Kang Ibing sendiri tidak pernah mimpi untuk jadi orang terkenal apalagi bintang film. Mengawalai karier sebagai Pembawa Acara Obrolan Rineh dalam arti santai secara kocak dan sarat kritik di Radio Mara Bandung. Gaya bicaranya yang berintonasi khas Sunda melekat dalam diri Kang Ibing yang merupakan nama bekennya. Ketika masih duduk di Fakultas Sastera Unpad Jurusan Sastra Rusia, Kang Ibing pernah menjabat sebagai Ketua Kesenian Daya Mahasiswa Sunda DAMAS, Penasihat Departemen Kesenian Unpad dan pernah juga menjadi Asisten Dosen di Fakultas Sastera Unpad. Tahun 1970 bersama-sama dengan Aom Kusman dan Suryana Fatah membentuk Group Lawak De Kabayan. Pada tahun 1975 untuk pertama kalinya main film Si Kabayan arahan Sutradara Tutty Suprapto. Pilihan Tuty jatuh ke Ibing konon tertarik saat mendengarkan gaya humornya di Radio Mara tersebut. Selain bermain film, Kang Ibing juga memerankan Bintang Iklan dari beberapa produk. Saat ini Kang Ibing lebih dikenal sebagai dai yang lumayan padat juga jadwalnya. Filmografi * Si Kabayan 1975 * Ateng The Godfather 1976 * Bang Kojak 1977 * Si Kabayan dan Gadis Kota 1989 * Boss Carmad 1990 * Komar Si Glen Kemon Mudik 1990 * Warisan Terlarang 1990 * Di Sana Senang Di Sini Senang 1990 Kang Ibing meninggal dunia, Kamis malam tanggal 19 Agustus 2010, sekitar pukul WIB karena mengalami pendarahan akibat terjatuh dari lantai kamar mandi rumahnya. Pukul tadi, Kang Ibing dinyatakan meninggal dunia di UGD Rumah Sakit Al Islam,” ujar Operator Rumah Sakit Al Islam Abu Agna. Biografi Kang Ibing ini diambil dari situs dan com . Semoga dapat bermanfaat. Terimakasih. Nama Lengkap Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata Nama Populer Kang Ibing Tanggal Lahir 20 Juni 1946 Tempat Lahir Sumedang Wafat Bandung, 19 Agustus 2010 Sumber Jawara-jawara silat se-Purwakarta adu kekuatan di Bale Kahuripan Wanayasa, dalam rangka memeriahkan HUT Purwakarta ke-191 Selengkapnya
Biodata Nama Lengkap Raden Aang Kusmayatna KusumadinataNama Populer Kang IbingTanggal Lahir 20 Juni 1946Tempat Lahir Sumedang Wafat Bandung, 19 Agustus 2010 Biografi Kang Ibing atau yang bernama lengkap Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata lahir pada tanggal 20 Juni 1946 di Sumedang. Dia merupakan pelawak Indonesia yang tergabung dengan grup lawak De'Kabayan yang terdiri antara lain Aom Kusman dan Suryana Fatah. Kang Ibing selain sebagai pelawak, Dia juga aktif dalam kesenian Ibing memiliki Istri bernama Ny. Nieke dan dikarunia 3 tiga orang anak masing-masing Kusmadika, Kusmandana dan di dunia seni berjalan mulus. Kang Ibing sendiri tidak pernah mimpi untuk jadi orang terkenal apalagi bintang karier sebagai Pembawa Acara Obrolan Rineh dalam arti santai secara kocak dan sarat kritik di Radio Mara Bandung. Gaya bicaranya yang berintonasi khas Sunda melekat dalam diri Kang Ibing yang merupakan nama bekennya. Ketika masih duduk di Fakultas Sastera Unpad Jurusan Sastra Rusia, Kang Ibing pernah menjabat sebagai Ketua Kesenian Daya Mahasiswa Sunda DAMAS, Penasihat Departemen Kesenian Unpad dan pernah juga menjadi Asisten Dosen di Fakultas Sastera 1970 bersama-sama dengan Aom Kusman dan Suryana Fatah membentuk Group Lawak De Kabayan. Pada tahun 1975 untuk pertama kalinya main film Si Kabayan arahan Sutradara Tutty Suprapto. Pilihan Tuty jatuh ke Ibing konon tertarik saat mendengarkan gaya humornya di Radio Mara tersebut. Selain bermain film, Kang Ibing juga memerankan Bintang Iklan dari beberapa produk. Saat ini Kang Ibing lebih dikenal sebagai dai yang lumayan padat juga jadwalnya. Karir Karirnya dimulai ketika menjadi Pembawa Acara Obrolan Rineh di Radio Mara Bandung. Ketika menjadi mahasiswa di Fakultas Sastera Unpad Jurusan Sastera Rusia, Kang Ibing pernah aktif sebagai Ketua Kesenian Daya Mahasiswa Sunda DAMAS, Penasihat Departemen Kesenian Unpad dan pernah juga menjadi Asisten Dosen di Fakultas Sastra tahun 1970 bersama-sama dengan Aom Kusman, Suryana Fatah, Wawa Sofyan, dan Ujang, Kang Ibing membentuk Group Lawak D'Kabayan. Dalam grup ini masing-masing memiliki keunikannya sendiri, di mana para anggotanya mewakili sosok etnis tertentu. Misalnya Suryana Fatah dikenal sebagai Koh Ho Liang dan Wawa Sofyan sebagai Mas Sastro. Kang Ibing sendiri dikenal dengan nama Kang Maman, yang memerankan sosok lugu orang Sunda "pituin".Pada tahun 1975 untuk pertama kalinya main film Si Kabayan arahan Sutradara Tuty Suprapto. Konon pilihan Tutty jatuh ke Kang Ibing karena tertarik saat mendengarkan gaya humornya di Radio Mara. Setelah film Kabayan tersebut, Kang Ibing membintangi film-film lain, di antaranya Ateng the Godfather 1976, Bang Kojak 1977, Si Kabayan dan Gadis Kota 1989, Boss Camad 1990, Komar si Glen Kemon Mudik 1990, Warisan Terlarang 1990, dan Di sini Senang di sana Senang 1990.Selain menjadi seniman ternyata Kang Ibing aktif juga menjadi da'i atau pendakwah. Diluar kesibukannya di dunia hiburan ia kerap memberikan ceramah agama Islam ke sejumlah tempat, termasuk ke pelosok-pelosok daerah. Tema dakwahnya menyangkut masalah-masalah keseharian, dibawakan dengan gaya humor yang segar. Kang Ibing pernah menyatakan bahwa kesuksesan karirnya tidak lepas dari doa yang tulus dari kedua orang tuanya. Ungkapan “Indung Tunggul Rahayu, Bapa Tangkal Darajat” senantiasa melekat di hatinya. Dan itu dijadikan pedoman hidup keluarganya serta tidak segan-segan memasang semboyan itu di ruangan tengah keluarganya.
Digrup ini kang ibing berperan sebagai Kang Maman, mewakili orang sunda bersosok lugu, jujur, polos dan membuat mangkel lawan bicara. De Kabayan. Hingga pada tahun 1975, Kang Ibing ditawari untuk berakting dalam film layar lebar berjudul Si Kabayan, seorang tokoh legendaris cerita rakyat Pasundan, yang di Sutradarai oleh Sofyan Sharma.
BIOGRAFI SINGKET KANG IBING Ibing Kusmayatna atawa nu kasohor Kang Ibing ngaran aslina mah Radén Aang Kusmayatna Kusumadinata lahir di Sumedang ping 20 Juli 1946. Ngantunkeun di RS Al-Islam Jl. Soekarno Hatta Bandung ping 19 Agustus 2010. Putra ti Radén Suyatna Kusumahdinata jeung Radén Kusdiyah. Satamatna ti SMA nuluykeun ka Jurusan Bahasa Rusia Fakultas Sastra UNPAD nepi ka lulus jadi sarjana muda. Nalika mahasiswa kungsi jadi Pupuhu Kasenian Daya Mahasiswa SundaDAMAS, Penasihat Departemen Kesenian UNPAD, sarta jadi asistén dosén Fakultas Sastra. Taun 1986, di Bandung loba radio swasta niaga saperti Radio Mara 27. Ibing ngamimitian karirna tidinya salaku nu sok siaran di radio sarta nu ngokolakeun acara obrolan rinéh, bodor tapi pinuh ku kritik dina Radio Mara. Kalawan lentong Sundana nu has sarta cara mawakeun acara nu ngalér ngidul kumaha karep jadi hiji hal nu unik tur dipikaresep ku masarakat. Bareng jeung Aom Kusman, Suryana Patah, Wawa Sofyan,sarta Ujang nyieun grup lawak “de Kabayan” 1970-an. Taun 1975 jadi tokoh utama dina pilem "Si Kabayan" kalawan produsernaTuty Suprapto. Tuluy maén pilem-pilem lianna kayaning "Aténg the Godfather" 1976, "Apanya Dong" 1985, "Si Kabayan dan Gadis Modéren" 1990, "Bang Kojak" 1977, "Boss Carmad" 1990, "Komar Si Glen Kemon Mudik" 1990, "Warisan Terlarang"1990, jeung "Di Sana Senang Di Sini Senang" 1990. BIOGRAFI SINKET DARSO Darso gumelar di Bandung, Jawa Barat dina ping 12 Agustus 1945 ngabogaan ngaran pepek Hendarso. Salila leuwih ti 45 taun, Hendarso satia midangkeun calung, parabot musik tina awi, anu saterusna dihijikeun jeung dangdut sarta pop. Sawaréh urang nyebutkeun manéhna minangka Michael Darso Si Raja Pop Sunda, milah rupa ti raja pop dunya nyaeta Michael Jackson. Sarakanana di lembur Cirateun, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kurang leuwih 300 judul dina salila hirupna, Darso geus nyieun lagu boh midangkeun calung atawa pop sunda Album éta aya anu direkam di studio, aya ogé anu direkam basa keur manéhna nyanyi di panggung. Darso ngamimitian karirna salaku pamaén bas dina grup musik Nada Karya sarta Nada Kencana. Kantos milu jeung Band anu dipiboga ku Puseur Persenjataan Kavaleri Bandung. Manéhna ngandeg lantaran kakeunaan perkara G 30 S/PKI. Dina taun 1968 anjeunna mitembeyan deui karirna bareng lanceukna Uko Hendarso midangkeun musik kalayan instrumen utama nyaéta "calung" salah sahiji lagu anu kawentar nyaeta "Kiamat'. Luhur arahan Darso diajak pikeun témbong di RRI babarengan jeung grup Baskara Saba Désa. . Teu sawatara lila Asmara Record ngarékam pidangan Darso dina pita kaset. Sawatara lagu anu kaceluk nyaéta "Kembang Ujung", "Cangkurileung", sarta "Panineungan".Dina taun 90-an ngaran Darso beuki kawentar saenggeus TVRI mindeng mintonkeunana. Darso ogé ngamimitian make parabot musik séjéna kawas tarompet sarta organ rupa musik anu pernah dipidangkeun sajaba pop sunda ogé dangdut. Hariringna anu kaceluk dina mangsa harita nepi ka kiwari nyaéta "Randa Geulis", "Maribaya", "Dina Amparan Sajadah", "Kabogoh Jauh". Dina taun 2005 manéhna meunang pangajén ti Gubernur Jabar Danny Setiawan mangrupa Kasinugrahan Musik Jabar 2005 sarta dina taun 2009 manéhna meunang ogé pangajén ti Walikota Bandung Dada rosada mangrupa Kasinugrahan Budaya Dayeuh Bandung 2009. Nurutkeun beja, Darso maot dinten Senén, kaping 12 Séptember 2011, dina wanci WIB, di Rumah Sakit Soreang, Kabupatén Bandung.. Mun diwincik tina mintonkeun seni sunda, bisa kasebutkeun Darso teh salah sahiji inohong legenda musik pop sunda. Loba hasil ciptana, disaluyukeun pikeun ngahirupkeun musik Sunda. Pangabisana pikeun ngahijikeun musik sunda pituin Sunda jeung Musik Pop, manehna mangrupa salah sahiji seniman sarta musisi anu sapatutna diajenan, sabab loba jelema anu mere pangajen minangka Legenda Pop Sunda’. Nepi ka ayeuna tacan aya beja anu pasti ngeunaan cukang lantaran maotna The Fenomenon éta. Tapi naon waé anu lumangsung, susuganan anjeuna dibéré tempat anu pangalusna ku Alloh SWT, sarta karya anjeunna bisa langgeng sarta satia di haté urang Sunda. BIOGRAFI SINGKET RAHMATTULLAH ADING AFFANDIE RAF Rahmatullah Ading Affandie gumelar di Ciamis, 12 Oktober 1929 – pupus di Bandung, 6 Pébruari 2008 dina yuswa 78 taun putra ti Bapak Udin Tampura jeung Ibu Ratna Permana. Atikanana dimimitian ti HIS dituluykeun ka Pasantrén Miftahul Huda Ciamis. Dina mangsa revolusi Jepang, RAF nuluykeun atikanana ka sakola Pertanian Tasikmalaya sarta SMA di Bandung. RAF nyuprih pangarti ogé di Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta nepi ka tingkat Sarjana Muda. Taun 1963 RAF jadi pagawé Perkebunan Negara IX nepi ka pangsiun ti PTP XII dina taun 1983. Taun 1951-1954, RAF kungsi jadi koméntator maén bal di RRI Jakarta jeung Bandung. RAF ogé salasahiji tokoh nu miboga jasa dina mekarkeun ngaran Persib. Taun 1954-1955 RAF jadi Ketua Komisi Teknik di Persib. Pamaén Persib nu kasohor kungsi diasuh ku RAF nya éta Rukman, Komar, Rukma jeung Parhim. Taun 1955 RAF jadi Pemrakarsa Simposium Sastra Sunda nu diayakeun di Jakarta Taun 1956 RAF kapilih jadi anggota pangurus LBSS, tuluy dipercaya jadi Pupuhu Bagéan Sastra dina kapangurusan hasil Kongres 1958. Taun 1956 ogé RAF kapilih jadi Pupuhu Calagara Kongrés Pemuda Sunda nu diayakeun di Bandung 4-7 November 1956. Ti taun 1983 jadi Pupuhu Badan Koordinasi Kesenian Nasional Indonesia BKKNI cabang Jawa Barat sarta diangkat jadi anggota DPRD Jabar ti Fraksi Karya Pembangunan1982-1997. Minangka sastrawan nu kawilang produktif, RAF geus ngarang ratusan naskah sinétron, operet, sawatara novel kayaning Nu Kaul Lagu Kaleon 1989, Bentang Lapang sarta kumpulan carponDongeng Enteng ti Pasantren 1961. Karya nu mangrupa naskah drama diantarana Dakwaan dan Yaomal Qiyamah nu ditulis dina taun 1950-an sarta geus dipintonkeun sababaraha kali. RAF ogé nulis skenario film Si Kabayan, Ratu Ular jrrd nu dipintonkeun ku TVRI Pusat. Aya ogé naskah gending karesmen dina judul "Ruhak Padjadjaran" nu kungsi dipintonkeun di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat tanggal 17 Juli 2006. Naskah serial Inohong di Bojong Rangkong nu ditulisna teu leuwih ti 110 judul. "Inohong di Bojong Rangkong" mangrupa sinétron komedi satir nu miboga suasana islami sarta nyunda. Konsep seni islami geus jadi ciri has RAF. Dina taun 1963 RAF ngagarap kasidah modern nya éta Lingga Binangkit. Sanggeus sapuluh taun, Lingga Binangkit mekar jadi grup lianna nya éta Patria. Ciri lainna nya éta satirna nu dianggap seukeut. Saacan jaman reformasi, RAF salaku mantan anggota DPRD Jabar ti Fraksi Karya Pembangunan dina kritik-kritikanana mindeng nyugak ka pamaréntahan. Taun 1961 RAF kasinugerahan hadiah LBSS pikeun buku kumpulan carpon Dongéng Énténg ti Pasantrén. Taun 1990kasinugerahan hadiah Rancage kalawan novelna Nu Kaul Lagu Kaléon. Taun 1998 buku biografi RAF Urang Banjarsari jadi Inohong di Bojongrangkong diterbitkeun ku Geger Sunten. Kitu ogé jeung lalampahan RAF nalika naék haji dibukukeun ku Geger Sunten kalawan judul Akina Puri ka Tanah Suci. tVtSK.
  • u4cakq1vle.pages.dev/375
  • u4cakq1vle.pages.dev/167
  • u4cakq1vle.pages.dev/156
  • u4cakq1vle.pages.dev/174
  • u4cakq1vle.pages.dev/170
  • u4cakq1vle.pages.dev/61
  • u4cakq1vle.pages.dev/75
  • u4cakq1vle.pages.dev/239
  • u4cakq1vle.pages.dev/268
  • biografi kang ibing dalam bahasa sunda